| mirza sulfari
Sekali kita mula mengerti dan bersungguh-sungguh menguasai pikiran dan persaan kita, maka saat itulah kita melihat bagaimana kita menciptakan realitas kita sendiri. Disitulah letak kebebasan kita, disitulah letak semua daya kita.
Marchi Shimof, the secret
Disela-sela waktu yang kosong jam perkuliahan, Mimpi menjadi obrolan yang hangat dalam diskusi bersama teman-teman di bangku perkuliahan. Mimpi, menjadi perbincangan yang serius di tengah obrolan kami. Kami mencoba untuk mendefinisikan mimpi, dari apakah itu mimpi hingga kenapa kita harus memiliki mimpi?
Sering sekali orang mengucapkan mimpi. Mimpi dan mimpi. Sesuatu yang sangat misterius. Dia (mimpi) tidak terwujud tapi sering melengkapi kehidupan ini. Saya mencoba untuk meredefinisikan arti mimpi dengan teman-teman saya. Ternyata sulit untuk meredefinisakan apa itu mimpi? Sering ungkapan sekilas tentang mimpi. Mimpi adalah tujuan hidup, mimpi adalah buta (dream is blind) dan masih banyak lagi ungkapan-ungkapan yang mendefinisikan arti mimpi. Tidak sederhana yang dibayangkan untuk mengartikan mimpi. Karena mimpi sesuatu yang abstrak dan imajenir. Tidak mudah untuk mendefiniskan mimpi secara absolut karena mimpi berada pada imajenasi persepsi dan imajenasi persepsi tersebut dimiliki oleh setiap manusia. Tidak akan ada manusia yang tidak pernah mengalami mimpi, karena mimpi akan selalu hadir dalam pikiran kita. Sepenggal cerita tentang mimpi.
Mimpi itu tidak kosong
Dia terisi oleh rasa keingin tahu-an akal
Dia berada dalam suatu ruang dan waktu yang berisi
makna-makna kehidupan
Dia (mimpi) seperti anak kecil yang lari kemanapun dia mau
Bebas megekspresikan diri dalam imaji-imaji alam pikirannnya
Abstrak dalam bingkai tujuan sekaligus sebagai alat pencapaian
Itulah mimpi sebuah deskripsi sketsa kehidupan
Seperti tinta yang digoreskan dalam kertas yang dinamakan
Kehidupan.
Secara abstraksi mimpi dapat diartikan sebagai pengalaman hidup dan secara definisi mimpi dapat diartikan sebagai jalan hidup yang terekam didalam akal untuk menciptakan tujuan hidup. Tujuan yang berada dalam realitas yang abstrak perlu dengan afirmasi (penjelasan) dari persepsi dan pengalaman.
Seperti orang yang memikirkan tentang susuatu hal yang penting bagi hidupnya. Hal yang penting itu adalah keinginan yang ingin dicapai seperti : ingin bertemu dengan orang yang spesial, ingin mendapatkan jabatan atau apapun yang diinginkan oleh kita sendiri. Jadi, dapat ditarik benang merah bahwa Mimpi tidak hadir tanpa ada persepsi-persepsi yang ingin dialaminya. Mimpi juga dapat menjadi penyeimbang bagi kehidupan kita. Jika, persepsi tersebut terekam dalam akal ini maka secara tidak langsung persepsi tersebut akan mengarahkan kita pada tujuan (pengalaman) yang ingin dicapai. Pengalam yang pernah saya alami. Ketika saya ingin menjadi pemenang dalam perlombaan puisi di tingkat SMP se-Bekasi. Sebelum saya berlomba, saya memikirkan dalam perlombaan itu untuk mendapatkan juara dua. Karena saat itu saya belum pernah mendapatkan juara ke-2 di tingkat SLTP. Dan akhirnya saat saya mengikuti lomba tersebut saya mendapatkan juara kedua. Peringkat kedua yang hadir dalam keinginan saya itu terus dan terekam dalam pikiran saya. Keseimbangan antara pengalaman dan tujuan yang saya ingin capai terekam erat dalam pikiran. Sehingga saya mendapatkan juara peringkat kedua dalam perlombaan tersebut.
Mimpi dapat menciptakan keseimbangan sekaligus menciptakan tujuan dalam kehidupan. Suatu pengalaman bangsa ini mengenai mimpi yang pernah lahir dari para pelopor bangsa ini. founding fathers bangsa ini memiliki mimpi yang besar. Mereka (founding fathers ) memiliki mimpi besar terhadap negara ini. Seperti Sutan Syahrir yang memiliki mimpi untuk menciptakan bangsa yang merdeka dari kolonial Belanda saat itu. Dan akhirnya mimpi itu terwujud dan dirasakan sekali oleh kita.
Dia (mimpi) dapat mengarahkan kita pada tempat yang ingin dicapai. Rangsangan mimpi akan menciptakan keteraturan perjalanan sekaligus menuntun pada suatu proses kehidupan kedepan nantinya. Rangsangan terjadi ketika kita merasakan sesuatu yang terus-menerus terekam dalam akal pikiran dan menciptakan alam pikiran baru dalam kehidupan ini.
Plato seorang filosof Yunani pernah mengatakan bahwa nantinya dalam kehidupan manusia akan terjebak disebuah goa yang berisi keteraturan kemapanan. Mereka manusia akan senang dengan kesenangan yang telah ada didalam goa tersebut. Mereka akan bahagia dan akan tetapi mereka kosong dan mereka tidak mengenal diri mereka sendiri karena mereka tidak memiliki mimpi.
Jika kita merasakan suatu makna dalam kehidupan ini maka nantinya kita akan memiliki mimpi. Sebaliknya jika kita tidak memiliki mimpi dalam kehidupan ini maka kita tidak akan memiliki makna dalam kehidupan ini. Viktor frankl pernah mengatakan bahwa makna hidup dapat menjadi terapi bagi kehidupan kita. Terapi yang akan menumbuhkan nilai-nilai kehidupan baru dalam menciptakan dan melahirkan mimpi-mimpi yang ingin dicapai.
Yang ingin kita capai untuk mimpi adalah melangkah lebih jauh, tangan yang lebih luas berbuat dari biasanya, mata yang menerawang pada setiap benda-benda yang lebih dari biasanya, akal yang merekam pikiran-pikiran yang lebih dari biasanya, mulut yang lebih mengucap dari biasanya untuk selalu melafaskan doa, raga yang akan tertunduk sujud dalam pusara semesta yang lebih dari biasanya untuk selalu menciptakan mimpi-mimpi baru dalam kehidupan ini. (sari inspirasi : 5 cm).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar