Rabu, 14 Mei 2008

Surat Untuk Sahabat

Sahabat, berawala dari diskusi kecil di tengah bangku yang bisu mengenai kehidupan, tersentuh bahasa mengenai pemuda. Peran pemuda yang sangatlah hangat diperbincangkan ketika itu. Didalam diskusi kecil tersebut tersirat adanya suatu perbincangan tentang peran-peran sosial yang dilakukan oleh pemuda didalam kesehariannya. Jiwa spirirt dan jiwa idealisme-nya yang menghantarkan fungsi utama pemuda dalam melangkah. Sungguh, menyenangkan sekali peran-peran pemuda yang seperti itu hadir di tengah-tegah arus globalisasi sekarang ini yang menuntut untuk berfikir secara pragmatis. Kita mengetahui, bahwa modernitas telah meleburkan ruang-ruang sosial menjadi ruang-ruang individu. Modernitas tidak lagi menjawab suatu kemampanan masyarkat juga meluluhkan kemapanan itu dengan memisahkan interkasi komunikasi dalam ruang (space) terpisah. Lahirnya masyarakat konsumtif bukan lagi masyarakat yang produktif. Kebutuhan-kebutuhan tertier (pelengkap) tidak lagi menjadi barang pelengkap kebutuhan, akan tetapi menjadi barang kebutuhan primer (utama) bagi kebutuhan masyarkat. Banyaknya ruang-ruang sosial yang dipisahkan oleh barang pelengkap. Menjadikan peran sosial yang terasingkan.
Aku adalah orang yang selalu merindukan kebersamaan peran pemudah didalam aktifitasnya. Peran yang kurang masif telah terjadi sekarang ini sahabat. Acuh tak acuh menjadi kepribadian di setiap pemuda. Sahabat, saya ingin sekali memimpikan suatu apliakasi yang nyata dilakukan oleh pemuda tanpa ada konflik yang terjadi. Apakah mungkin sahabat ini terjadi? Konflik-konflik antara pemuda sering terjadi di sekitar kita. Dari konflik horisontal maupun vertikal terjadi di sekeliling kita. Aku merindukan itu sahabat. Tidak ada lagi kita duduk bersama untuk memikirkan visi perubahan. Visi bersama yang menghantarkan kita pada suatu tujuan yang sama. Dari kendaraan-kendaraan yang karatan biasa kita naikkan untuk menuju suatu titik perubahan. Tapi sekarang sahabat! Saat itu, kita bisa bareng menaikan kendaraan walaupun kendaraan itu berkarat dan jelek. Kita tetap semangat untuk menaikkan kendaraan tersebut demi suatu cita-cita bersama.
Sahabat dalam sejarahnya, peran pemuda menjadi suatu tonggang perubahan. Dari kemerdekaan hingga perubahan sistem yang terjadi pada tahun 1998. Suatu transformasi sosial yang sangt signifikan terjadi sekarang. Transformasi sosial dibentuk oleh adanya peran yang aktif dari sejarah yang panjang. Sejarah yang panjang telah menjawab semua peran-peran pemuda. Saat itu, pemudalah menyuruh founding father kita untuk memproklairkan kemerdekaan Indonesia. Saat itu juga, pemudalah yang menurunkan si tangan besi oligarki pemerintahan Soeharto. Sahabat, peran loyalitas pemuda inilah yang dapat menjadi salah satu acuan bagi keberlangsungan perubahan tatanan sosial masyarakat Indonesia. Melalui peran-peran yang kreatif dan inofatif menjadikan pemuda tiang bagi keberlangsungan perubahan sosial.
Menjadi sesuatu yang rancu sahabat jika penindasan terjadi di negeri tercinta ini, menjadi air mata nantinya jika alam-alam sosial kita menjadi gersang oleh tangan-tangan yang tidak memiliki tanggung jawab.
Sahabat, perubahan itu telah aku impikan sejak 10 tahun yang lalu. Aku beranggapan 10 tahun yang lalu akan terjadi tatanan sosial yang mapan di Indoensia. Kondisi dimana kemiskinan dan penindasan tidak terjadi lagi di tanah ibu pertiwi ini. Akan tetapi sahabat, mimpiku itu menjadi suatu kondisi musyafir yang hidup di tengah padang pasir tanpa ada setetes pun air disana. Padahal sahabat, di tanah ini memiliki kolam susu yang terhampar luas membentang tanpa ada batas yang menghalanginya. Rinduku menjadi sirna dan menumbuhkan rasa kegelisahan yang terdalam melihat realitas sekarang ini. aku tidak lagi merasakan sekali kondisi yang sejuk dan nyaman di tengah-tengah. Konflik sering terjadi di tanah yang subur ini. Memang benar sahabat kondisi kita sekarang ini seperti penghuni yang tidak pernah merasakan kesejukan dalam tempat tinggal sendiri, yang terasa penghuni yang terasingkan didalam temapt tinggalnya. Sahabat, Apakah benar lahirnya masyarakat itu dilahirkan oleh konflik ataukah sebaliknya? Tidak terlihat secara jelas adanya perdamaian yang hadir. Yang hadir hanyalah rekayasa sosial. Sampai kapan kondisi ini akan hilang, ataukah kondisi ini tidak pernah hilang oleh kehadirannya (masyarakat). Tapi aku masih tetap yakin sahabat, bahwa nantinya akan hadir suatu kondisi memberikan angin segar bagi kelangsungan kehidupan sosial nantinya.
Sahabat menjadi sesuatu yang tidak mungkin sekarang ini, melihat peran pemuda yang seperti dijelaskan diatas. Apatisme, pragmatisme menjadi kepribadian pemuda sekarang ini. Tidak lagi revolutif peran pemuda sekarang ini. Perjalanan anasir yang begitu panjang akan melemahkan sikap loyalitas pemuda sekarang ini. Ruang-ruang yang konstruktif tidak lagi hadir di tengah-tengah kehidupan intelektual pemuda.
Sahabat, seiring disuarakan di beberapa seminar akhir-akhir ini mengenai peran pemuda terhadap kondisi sekarang ini. Akan tetapi, apa yang dihasilkan oleh diskusi tersebut? Jawaban yang biasa di utarakan adalah adanya suatu tandem enemy atau musuh bersama. Sehingga integritas pemudah dalam aksinya menjadi pasti dan terarah. Apakah hanya seperti, adanaya musuh bersama integritas peran pemuda muncul. Itu bukanlah suatu alasan yang rasional bagi integritas pemuda dan bukanlah alasan bagi pemuda untuk menjadi satu.
Sahabat, mungkim kita dapat mengukur pemuda secara biologis, pemuda dapat dibatasi oleh adanya struktur umur dari umur 20 hingga 40, itu dapat dikatakn sebagai pemuda. Sulit sekarang untuk menemukan suatu solusi bagi keutuhan aksi bersama terhadap peran-peran pemuda secara massal. sulit sekarang ini menemukan suatu motif yang menggerkan pada suatu perubahan. Motif tersebut ialah pertama, memiliki suatu impian atau tujuan secara konsesus suatu aksi yang evolutif. Kedua, niali-nilai yang dimiliki yaitu, loyalitas, kesetiakawanan,ulet, gigih dan keberanian untuk merubah suatu sejarah baru. Ketiga, kepercayaan (believe) untuk menjaga stabilitas sosial melalui aktifitas-aktifitas di dalam wadah sosial maupun diluar wadah sosial di tengah masyarakat. Motif-motif seperti inilah yang nantinya membentuk suatu sejarah baru.
Sahabat sampai kapan semua ini berakhir? Saya ingin sekali momentum-momentum integritas terjadi lagi. Agar kita bisa pergi bersama, bercanda bersama dan melihat secara jauh hamparan alam yang hijau dan asri.

Sahabatmu


Mirza Sulfri

Tidak ada komentar: